PENDAHULUAN
A. Pengertian
Kata Serapan
Kata serapan adalah kata
yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa
dan diterima pemakaiannya secara umum. Masyarakat Indonesia sekarang, telah
banyak menggunakan kata– kata serapan. Mereka berpendapat bahwa menggunakan
kata – kata serapan adalah suatu hal yang dapat menjadikan mereka dianggap
sebagai orang yang terpelajar, gaul, modern dan lain-lain. Padahal, di sisi
lain penggunaan kata serapan tidak hanya menimbulkan dampak positif, namun juga
akan menimbulkan dampak negatif yang tidak disadari oleh masyarakat. Ironisnya,
masyarakat kita kurang menyadari itu. Mereka justru menunjukkan pemahaman yang
rendah terhadap pemakaian bahasa. Hal ini mengakibatkan terjadinya kesalahan
yang berterima. Artinya, pemakaian bahasa tersebut salah, tetapi karena banyak
pemakai di masyarakat akhirnya diterima.
Kesalahan yang berterima tersebut
tampak pada papan-papan iklan yang dibuat oleh mereka. Misalnya, sebuah toko di
pinggir jalan yang menjual ulat untuk makanan burung menuliskan ”Ulat Ada” di
depan tokonya. Contoh lainnya adalah “minyak tanah ada”, “pulsa ada”, “lumut
ada” dan sebagainya.
Seharusnya papan iklan tersebut
diganti dengan ”Sedia Ulat” atau “sedia minyak tanah”, “sedia pulsa”, “sedia
lumut” dan sebagainya.
Dari sudut pandang linguistik,
bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang
dipakai adalah bahasa Melayu Riau dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia
mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan
administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20.
Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah
Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme
bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan
berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan
di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan
bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui
penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Meskipun dipahami dan dituturkan
oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi
kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu
dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa
Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/ atau
mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian,
Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa,
sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik
lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh
semua warga Indonesia.
Fonologi dan tata bahasa Bahasa
Indonesia dianggap relatif mudah. Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi
dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.
B. Contoh
Kata-kata serapan
Kata–kata serapan yang digunakan
kebanyakan masyarakat Indonesia diambil dari beberepa sumber. Seperti berikut.
1.
Bahasa Arab
Bahasa Arab menjadi sumber serapan ungkapan, terutama
dalam bidang agama Islam. Sebagian kata-kata Arab ini masih utuh dalam arti
yang sesuai antara lafal dan maknanya, dan ada sebagian lagi berubah. Seperti :
1). Abad, abadi, abah, abdi, adat, adil,
amal, aljabar, almanak, awal, akhir,
2). Bakhil, baligh, batil, barakah,
3). Daftar, hikayat, ilmu, insan,
hikmah, halal, haram, hakim,
4). Khas, khianat, khidmat, khitan,
kiamat
5). Musyawarah, markas, mistar,
mahkamah, musibah, mungkar, maut,
6). Kitab, kuliah, kursi, kertas,
nisbah, nafas,
7). Syariat, ulama, wajib, ziarah.
b. Lafalnya berubah, artinya tetap
1).Berkah, barakat, atau berkat dari kata barakah
2).Buya dari
kata abuya
3).Kabar dari
kata khabar
4). Lafal dari kata lafazh
5).Makalah dari
kata maqalatun
6). Masalah dari
kata mas-alatuna
7).Nama-nama hari dalam sepekan : Ahad
(belakangan menjadi Minggu artinya=1), Senin (Isnaini=2), Selasa (Salasa), Rabu
(Arba'a), Kamis (Khomsa), Jumat (Jumu'ah) dan Sabtu (Sab`atun)
c. Lafal dan arti berubah dari lafal dan arti semula,
seperti:
1).Keparat dalam bahasa Indonesia
merupakan kata makian yang kira-kira bersepadan dengan kata sialan, berasal
dari kata kafarat yang dalam bahasa Arab berarti tebusan.
2).Logat dalam bahasa Indonesia
bermakna dialek atau aksen, berasal dari kata lughah yang bermakna bahasa atau
aksen.
3).Naskah dari kata nuskhatun yang bermakna secarik
kertas.
4).Perlu, berasal dari kata fardhu yang bermakna harus.
5).Petuah dalam bahasa Indonesia bermakna nasihat,
berasal dari kata fatwa yang bermakna pendapat hukum.
6). Laskar dalam bahasa indonesia bermakna prajurit
atau serdadu, berasal dari kata 'askar yang berarti sama.
2. Bahasa
Inggris
Bahasa Inggris juga menjadi salah satu sumber serapan,
khususnya dibidang teknologi yang kebanyakan berbahasa inggris, walaupun produk
teknologi tersebut dibuat di Indonesia. Contohnya:
1).Application – aplikasi
2).Actor– actor
3).Aquarium –
akuarium
4). Allergy –
alergi
5).Artist –
artis
6).Access –
akses
7).Acting – acting
8).Accessory -
asesori
Selain dari dua bahasa yang disebutkan di atas, masih banyak
bahasa-bahasa asing yang menjadi sumber serapan di dalam bahasa Indonesia.
C. Dampak dari
penggunaan kata – kata serapan.
Seringnya masyarakat menggunakan
kata-kata serapan, dapat menimbulkan dampak positif dan juga dampak negatif sebagai
berikut :
1. Dampak
Positif Penggunaan Kata – Kata Serapan
Masyarakat lebih bangga menggunakan
kata-kata serapan karena dinilai lebih modern. Para remaja juga senang memakai
kata-kata atau istilah-istilah asing agar dikatakan lebih gaul dan sebagainya.
Selain itu, dampak positif lain adalah pengucapan kata-kata serapan terkenal
lebih singkat dari pada pengucapan kata-kata Bahasa Indonesia. Seperti, kata
“discon” yang dalam Bahasa Indonesianya berarti “potongan harga”.
2. Dampak
Negatif Penggunaan Kata – Kata Serapan
Menjadikan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa yang rendah di mata masyarakat. Kecintaan masyarakat terhadap Bahasa
Indonesia berkurang.
D. Cara
pelestarian Bahasa Indonesia
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk melestarikan
Bahasa Indonesia, seperti :
1. Membiasakan
berbahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik saat forum-forum formal (sekolah, rapat dan lain-lain).
3. Mengadakan
Uji Kemampuan Bahasa Indonesia (UKBI) dalam setiap penerimaan tenaga kerja.
4. Menjadikan
Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah yang harus diambil oleh setiap
mahasiswa, dikarenakan untuk tetap mengajarkan inti dari bahasa Indonesia
dan diharapkan
agar hal ini dapat membuat bahasa Indonesia
tetap menjadi bahasa yang murni yang dapat
memberikan ciri khas maupun identitas bagi
bangsa Indonesia.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata serapan adalah kata yang
berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan
diterima pemakaiannya secara umum.
Penggunaan Kata-kata serapan dalam
Bahasa indonesia dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif. Dampak
positif selain yang telah disebutkan ialah komunikasi sehari-hari dengan
menggunakan Bahasa Indonesia yang disisipi kata-kata serapan terdengar lebih
mudah, flexibel, dan singkat.
Namun, dampak negatifnya yaitu,
tersamarnya identitas kita sebagai Bangsa Indonesia yang mempunyai bahasa
pemersatu yaitu Bahasa Indonesia.
Cara
pelestarian Bahasa Indonesia adalah dengan membiasakan berbahasa Indonesia
dalam kehidupan sehari-hari, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik saat
forum-forum formal (sekolah, rapat dan lain-lain), mengadakan Uji Kemampuan
Bahasa Indonesia (UKBI) dalam setiap penerimaan tenaga kerja, menjadikan Bahasa
Indonesia sebagai mata kuliah yang harus diambil oleh setiap mahasiswa.
B. Saran
Sebagai
anak-anak Bangsa Indonesia kita seharusnya lebih mencintai Bahasa Indonesia.
Walaupun, dalam komunikasi sehari-hari kita menggunakan bahasa yang tidak
terdapat dalam kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Tapi, setidaknya kita
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar saat berada dalam forum-forum
resmi. Kepada para pengajar, pendidik dan pembimbing, diharapkan dapat lebih
menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap Bangsa Indonesia kepada anak-anaknya
dengan salah satu cara mengajarkan mereka berbahasa Indonesia dengan baik dan
benar.
DAFTAR PUSTAKA
Martin, M. Andre. Kamus Bahasa Indonesia Millennium.
Surabaya: Karina. 2002.
Zaida, Hendy. Pelajaran Sastra. Jakarta: PT Gramedia,
1989.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kalau ada yang kurang, dan berniat bertanya. fragen Sie bitte.
silahkan tulis di kolom komentar ada di bawah.
danke für ihren besuch..