---Welcome---Selamat Datang---Herzlich willkommen---

Sponsored Ads

Sponsored Ads

Fanpage Facebook

Kamis, 13 November 2014

TEORI MOTIVASI

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kata motif sering diartikan sebagai daya dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif adalah sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang. Motif diartikan sebagai daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam diri subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan dapat dirasakan atau mendesak (sardiman, 2004).
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan, harapan, tujuan, sasaran, dan insentif. Keadaan inilah yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Dimyati dan Mudjiono, 1994).
Komponen utama motivasi, yaitu: a) kebutuhan, b) perilaku atau dorongan, dan c) tujuan. Berdasarkan dengan hal tersebut, maka motivasi belajar merupakan perilaku belajar yang dilakukan oleh si pebelajar. Pada diri si pebelajar terdapat kekuatan mental penggerak belajar. Kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita itu disebut motivasi belajar. Untuk mewujudkan terjadinya belajar, motivasi mempunyai kedudukan yang sangat penting artinya bagi pebelajar. Pada sisi pebelajar, pentingnya motivasi yaitu: a) menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir, b) menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, c) mengarahkan kegiatan belajar, d) membesarkan semangat belajar, dan e) menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian motivasi?
2.      Apa kebutuhan dan teori motivasi?
3.      Apa fungsi motivasi?
4.      Apa macam-macam motivasi?
5.      Apa bentuk-bentuk motivasi?
6.      Bagaimana motivasi dalam belajar?                                          
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian motivasi.
2.      Untuk mengetahui kebutuhan dan teori motivasi.
3.      Untuk mengetahui fungsi motivasi.
4.      Untuk mengetahui macam-macam motivasi.
5.      Untuk mengetahui bentuk-bentuk motivasi.
6.      Untuk mengetahui motivasi dalam belajar.
D.    Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1.      Dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam motivasi dan aktivitas dalam belajar.
2.      Dapat dijadikan sebagai referensi atau bahan perkuliahan.
3.      Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran terutama yang menyangkut hal-hal motivasi dan aktivitas dalam belajar itu sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Motivasi
Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi yang menyebutkan kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Koeswara, 1989, Siagian, 1989; Schein, 1991; Biggs & Tefler, 1987).
Dari segi dorongan, menurut hull dorongan berkembang untuk memenuhi kebutuhan organisme. Di samping itu juga merupakan sistem yang memungkinkan organisme dapat memelihara kelangsungan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan organisme merupakan penyebab munculnya dorongan, dan dorongan akan mengaktifkan tingkah laku mengembalikan keseimbangan fisiologis organisme. Dari segi tujuan, maka tujuan merupakan pemberi arah kepada perilaku. Secara psikologis, tujuan merupakan titik akhir “sementara”. Jika tujuan tercapai, maka kebutuhan terpenuhi untuk sementara. Jika kebutuhan terpenuhi, maka orang menjadi puas, dan dorongan mental untuk berbuat terhenti sementara.
Motivasi berasal dari kata motif, artinya sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Jadi, motivasi adalah suatu kondisi intern sebagai daya penggerak yang telah aktif. Mc. Donald (1959) mengemukakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Berdasarkan definisi tersebut, maka motivasi dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Motivasi adalah usaha untuk menyediakan kondisi tertentu sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka ia berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.
2.      Motivasi adalah sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
3.      Motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat nonintelektual. Jika seseorang tidak memiliki motivasi, kecuali karena paksaan atau sekadar seremonial, maka walaupun intelegensinya cukup tinggi, boleh ia jadi gagal karena kekurangan motivasi.
4.      Motivasi ada kaitannya dengan minat. Minat timbul tidak secara tiba-tiba, melainkan timbul akibat oleh partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja.

B.     Kebutuhan dan Teori Motivasi
Terdapat tiga komponen utama dalam motivasi yaitu, (i) kebutuhan, (ii) dorongan, dan (iii) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Maslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkat yaitu,
1.      Kebutuhan fisiologis
2.      Kebutuhan akan perasaan aman
3.      Kebutuhan sosial
4.      Kebutuhan akan penghargaan diri
5.      Kebutuhan untuk Aktualisasi diri
Sedangkan Ahli lain, Mc. Cleland berpendapat bahwa setiap orang memiliki tiga jenis kebutuhan dasar, yaitu (i) kebutuhan akan kekuasaan, (ii) kebutuhan untuk berafiliasi, dan (iii) kebutuhan berprestasi.
Morgan yang ditulis oleh S. Nasution dalam Sardiman (1986) mengatakan bahwa manusia memiliki berbagai kebutuhan:
1.      Kebutuhan untuk membuat sesuatu aktivitas.
Hal ini bagi anak sangat penting karena perbuatan sendiri itu mengandung sesuatu kegembiraan baginya. Guru selalu berusaha mengaktifkan siswa dengan kegiatan yang selalu menyenangkan atau belajar sambil bermain.
2.      Kebutuhan menyenangkan orang lain.
Seseorang bekerja atau rajin dan rela belajar apabila diberikan motivasi untuk melakukan sesuatu yang disukainya misalnya bekerja, belajar demi menyenangkan seseorang calon teman hidupnya, siswa senang belajar pada mata pelajar tertentu karena guna mata pelajarnya itu adalah idolanya.
3.      Kebutuhan untuk mencapai tujuan.
Suatu kegiatan belajar akan berhasil baik, kalau disertai dengan pujian.
4.      Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan.
Suatu kesulitan, hambatan, cacat, mungkin menimbulkan rasa rendah diri, tetapi hal ini menjadi dorongan untuk mencari kompensasi dengan usaha tekun, sehingga tercapai kelebihan atau keunggulan dalam bidang tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, maka kebutuhan dapat diklasifikasikan dalam berbagai jenis, yakni:
a.       Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, istirahat.
b.      Kebutuhan untuk keamanan, rasa aman, bebas dari takut dan cemas.
c.       Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa diterima dalam suatu golongan atau masyarakat.
d.      Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat.
Teori lain yang berhubungan dengan motivasi adalah:
1)      Teori insight
Menurut teori ini tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti tingkah laku binatang. Tindakan ini berhubungan dengan pembawaan.
2)      Teori Fisiologis
Semua tindakan manusia itu berakar untuk memenuhi kepuasan, kebutuhan organik atau kepentingan fisik, misalnya kebutuhan makan, minum, udara demi mempertahankan hidup.
3)      Teori Psiko analitik
Teori ini mirip dengan teori instink, tetapi lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Setiap tindakan manusia karena adanya unsur pribadi manusia yakni Id dan ego.
Motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Tekun menghadapi tugas
b.      Ulet mengahadapi kesulitan
c.       Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah
d.      Lebih senang bekerja mandiri
e.       Cepat bosan pada tugas-tugas rutin, hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif.
f.       Dapat mempertahankan pendapatnya kalau sudah yakin akan sesuatu.
g.      Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini
h.      Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
C.    Fungsi Motivasi
Ada empat fungsi motivasi, yakni:
1.      Mendorong manusia untuk berbuat,
2.      Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai,
3.      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan yang segera dan harus dikerjakan, dan
4.      Menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

D.    Macam-macam Motivasi
1.      Motivasi dilihat dan dasar pembentukannya.
a.       Motif-motif bawaan
Motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi tanpa dipelajari, misalnya makan, minum, dan seksual.
b.      Motif-motif yang dipelajari
Maksudnya motif yang timbul karena dipelajari.
2.      Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marguis (Sardiman), yakni:
a.       Motif dan kebutuhan organis: makan, minum, seksual.
b.      Motif-motif darurat, misalnya dorongan untuk menyelamatkan diri, membalas, memburu, dan berusaha.
c.       Motif-motif objektif, yakni menyangkut kebutuhan melakukan eksplorasi, manipulasi, dan menaruh minat.
3.      Motivasi jasmani dan rohani
Motivasi jasmani, seperti refleks, instink otomatis, nafsu. Motivasi rohani, yaitu kemauan.
4.      Motivasi instrinsik dan ekstrinsik
Motivasi instrinsik adalah motif yang timbul dan diri siswa untuk melakukan sesuatu. Misalnya, siswa itu melakukan belajar karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, bukan karena ingin pujian atau ganjaran. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dan tujuan. Misalnya seseorang akan belajar karena baru mengetahui besok ulangan dengan harapan ia memperoleh nilai yang baik sehingga akan dipuji oleh temannya.

E.     Bentuk-Bentuk Motivasi
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yakni:
1.      Memberi angka
Angka sebagai simbol dari nilai kegiatan belajar, banyak siswa belajar hanya ingin mengejar naik kelas saja, tetapi ada juga yang giat belajar justru untuk mencapai nilai yang baik. Oleh karena itu, guru sebaiknya memberi angka dengan pengetahuan nilai yang terkandung dalam pengetahuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
2.      Hadiah
Hadiah dapat membangkitkan motivasi siswa untuk belajar asalkan sesuai dengan kondisi siswa.
Contoh: Alat gambar sangat cocok diberikan bagi siswa yang memiliki bakat menggambar.
3.      Saingan atau kompetisi
Saingan dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong belajar siswa. Oleh karena itu, guru sebaiknya sering melakukan lomba-lomba yang dimotivasi dengan pemberian hadiah bagai yang berhasil.
4.      Ego-involment
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri siswa.
5.      Memberi ulangan
Siswa akan lebih giat belajar kalau mengetahui ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan merupakan sarana motivasi. Hal yang perlu diperhatikan oleh guru jangan memberi ulangan terlalu sering karena bisa membosankan.
6.      Mengetahui hasil
Siswa akan termotivasi belajar apabila guru segera menjelaskan hasil pekerjaannya, apalagi kalau terjadi kemajuan,
7.      Pujian
Siswa yang sukses menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pemberian pujian yang tepat akan membangkitkan motivasi belajar sekaligus memupuk kepercayaan diri dan harga diri.
8.      Hukuman
Hukuman merupakan respon yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan abaik menjadi alat motivasi. Prinsip pemberian hukum antara lain: bersikap mendidik bukan mendendam, sesuai kesalahan siswa, umur, sesuai situasi dan kondisi siswa, dan kesadaran siswa akan kesalahannya.
9.      Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan atau ada maksud untuk belajar.
10.  Minat
Minat adalah alat motivasi yang pokok minat dapat ditargetkan dengan cara (a) membangkitkan adanya suatu kebutuhan, (b) menghubungkan dengan masalah pengalaman yang lampau, (c) member kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.
11.  Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh pebelajar, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

F.     Motivasi dalam belajar
1.      Pentingnya Motivasi dalam Belajar
Penelitian psikologi banyak menghasilkan teori-teori motivasi tentang perilaku. Subjek terteliti dalam motivasi ada yang berupa hewan dan ada yang berupa manusia. Peneliti yang menggunakan hewan adalah yang tergolong peneliti biologis dan behavioris. Dan yang menggunakan manusia adalah peneliti kognitif.
Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pelaku dan orang lain. Motivasi belajar dan motivasi bekerja merupakan penggerakkemajuan masyarakat. Kedua motivasi tersebut perlu dimiliki oleh siswa SLTP dan SLTA, sedangkan guru SLTP dan SLTAdituntut memperkuat motivasi siswaSLTP dan SLTA (Monks, Knoers, Siti rahayu, 1989; Biggs & Telfer, 1987; Winkel, 1991).
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa, pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut,
a.       Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses belajar, dan hasil akhir.
b.      Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya.
c.       Mengarahkan kegiatan belajar.
d.      Membesarkan semangat belajar.
e.       Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar kemudian bekerja (di sela-selanya adalah istirahat atau bermain) yang berkesinambungan atau individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupasehingga dapat berhasil.
Kelima hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya motivasi tersebut disadari oleh pelakunya sendiri. Bila motivasi disadari oleh pelaku, maka suatu pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik.
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat tersebut sebagai berikut:
a.       Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil.
b.      Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacam ragam misal ada yang acuh tak acuh dan ada yang memusatkan perhatian.
c.       Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu di antara bermacam-macam peran sebagai penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, dan pendidik.
d.      Memberi peluang bagi guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis. Dalam hal ini, tugas guru adalahmembuat semua siswa belajar sampai berhasil. Tantangan profesionalnya justru terletak pada “mengubah” siswa tak berminat menjadi bersemangat belajar. “mengubah” siswa cerdas yang acuh tak acuh menjadi bersemangat belajar.
2.      Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Motivasi belajar ada di dalam diri siswa. Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar tersebut ada dalam jaringan pedagogis guru. Dengan tindakan pembuatan persiapan mengajar, pelaksanaan belajar-mengajar, maka guru menguatkan motivasi belajar siswa, motivasi belajar semakin meningkat pada tercapainya hasil belajar. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan. Adapun yang menjadi unsur-unsur pemengaruh motivasi belajar sebagai berikut,
a.       Cita-cita atau aspirasi siswa
Motivasi belajar  tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan belajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut permainan, dapat membaca, dapat menyanyi, dan lainnya.cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. (Monks, 1989: 241-260; Schein, 1991:87-110; Singgih Gunarsa, 1990: 183-199.)
b.      Kemampuan siswa
Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c.       Kondisi siswa
Kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar.
d.      Kondisi lingkungan siswa
Kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya . dengan lingkungan sekolah yang aman, tenteram, tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
e.       Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebaya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar. Semua lingkungan disekitar siswa mulai dari lingkungan alam, tempat tinggal, serta lingkungan budaya siswa mendinamiskan motivasi belajar. Pembelajar yang masih berkembang jiwa raganya, lingkungan yang semakin bertambah baik berkat dibangun, merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran. Guru profesional diharapkan mampumemanfaatkan surat kabar, majalah, siaran radio, televisi dan sumber belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi belajar.
f.       Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Guru adalah seorang pendidik profesional. Guru adalah seorang pendidik yang berkembang. Tugas profesionalnya mengharuskan ia belajar sepanjang hayat. Belajar sepanjang hayat tersebut sejalan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah yang juga dibangun. Guru tidak sendirian dalam belajar sepanjang hayat. Lingkungan sosial guru,  lingkungan budaya guru, dan kehidupan guru perlu diperhatikan oleh guru. Sebagai pendidik, guru dapat memilih yang baik. Partisipasi dan teladan memilih perilaku yang baik tersebut sudah merupakan upaya membelajarkan siswa.
Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputihal-hal berikut,
1.      Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah
2.      Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan
3.      Membina belajar tertib pergaulan
4.      Membina belajar tertib lingkungan sekolah.
3.      Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
a.       Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar
Untuk dapat membelajarkan dan mengajarkan bahan pelajaran dipersyaratkan
1.      Guru telah mempelajari bahan pelajaran
2.      Guru telah memahami bagian-bagianyang mudah, sedang dan sukar.
3.      Guru telah menguasai cara-cara mepelajari bahan
4.      Guru telah mempelajari sifat dan bahna pelajaran tersebut.
Upaya pembelajaran terkait dengan beberapa prinsip belajar, yakni:
1.      Belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar.
2.      Belajar menjadi bermakna bila siswadihadapkan pada pemecahan masalahyang menantangnya.
3.      Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu.
4.      Sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, maka kebutuhan bahan-bahan belajar siswa semakin bertambah.
5.      Belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari.
b.      Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran
Guru adalah pendidik dan sekaligus pembimbing belajar. Guru lebih memahami keterbatasan waktu bagi siswa. Seringkali siswa lengah tentang nilai kesempatan belajar. Oleh karena itu, guru dapat mengupayakan optimalisasi unsur-unsur dinamis yang ada dalam diri siswa dan yang ada di lingkungan siswa.
c.       Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan Siswa
Perilaku belajar siswa merupakan rangkaian tindak-tindak belajar setiap hari. Guru adalah “penggerak” perjalanan belajar bagi siswa. Sebagai penggerak, maka guru memahami dan mencatat kesukaran-kesukaran siswa. Upaya optimalisasi pemanfaatan  pengalaman siswa tersebut dapat dilakukan berbagai cara.
d.      Pengembangan cita-cita dan Apresiasi Belajar
Dalam rangka pengembangan cita-cita belajar, guru dan pendidik lain dapat membuat program-program belajar. Pengembangan cita-cita belajar tersebut “ditempuh” dengan jalan membuat kegiatan belajar sesuatu. Penguat berupa hadiah diberikan kepada setiap siswa yang berhasil. Sebaliknya, dorongan keberanian untuk memiliki cita-cita diberikan kepada setiap siswa yang berasal dari semua lapisan masyarakat.

BAB III
PENUTUP

      A.    Kesimpulan
Motivasi berasal dari kata motif, artinya sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Jadi, motivasi adalah suatu kondisi intern sebagai daya penggerak yang telah aktif. Terdapat tiga komponen utama dalam motivasi yaitu, (i) kebutuhan, (ii) dorongan, dan (iii) tujuan.
Ada empat fungsi motivasi, yakni:
5.      Mendorong manusia untuk berbuat,
6.      Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai,
7.      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan yang segera dan harus dikerjakan,
8.      Menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Macam-macam Motivasi
*      Motivasi dilihat dan dasar pembentukannya
*      Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marguis (Sardiman)
*      Motivasi jasmani dan rohani
*      Motivasi instrinsik dan ekstrinsik
Bentuk-Bentuk Motivasi
·         Memberi angka
·         Hadiah
·         Saingan atau kompetisi
·         Ego-involment
·         Memberi ulangan
·         Mengetahui hasil
·         Pujian
·         Hukuman
·         Hasrat untuk belajar
·         Minat
·         Tujuan yang diakui

      B.     Saran
Adapun saran-saran dari pembuatan makalah ini adalah, yaitu:
1.         Makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan atau pembelajaran mengenai motivasi dan aktivitas dalam belajar.
2.         Dalam penulisan makalah ini kami sangat mengharapkan untuk memperbanyak lagi membaca buku-buku yang menyangkut Motivasi dan aktivitas dalam belajar.
3.         Diharapkan kepada teman-teman maupun dosen mata kuliah untuk memberikan kritikan yang membangun apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
4.         Diharapkan juga kepada pembaca apabila ada kesalahan harap dimaklumi karena makalah ini masih jauh dari sempurna. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
Djumingin, Sulastriningsih. 2010. Strategi dan Aplikasi Model Pembelajaran Inovatif Bahasa dan Sastra. Makassar: Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar.

Haling, Abdul. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.


Tidak ada komentar: